Advertise

Senin, 14 Februari 2011

Hikmah Memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW

Hari ini Selasa 15 Februari 2011 bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1432 H. Adalah hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan ditetapkan sebagai libur nasional.

Perayaan Maulid dibeberapa daerah sudah menjadi tradisi, ada yang berlangsung sangat meriah namun ada pula yang berlangsung sederhana. Bahkan ada yang mengarah ke praktik syirik dengan mengadakan sesajian, berkurban untuk alam, laut misalkan, pemubadziran makanan atau harta, ikhtilath atau campur baur laki-laki dan perempuan, praktek yang mengancam jiwa dengan bersesak-desakan atau rebutan makanan, dan lainnya yang bertentangan dengan syari,at.

Peringatan maulid itu dalam rangka mengingat kembali sejarah kehidupan Rasulullah SAW, mengingat kepribadian beliau yang agung, mengingat misinya yang universal dan abadi, misi yang Allah SWT tegaskan sebagai rahmatan lil'alamin.

Kenyataan saat ini telah membuktikan, bahwa disebabkan belum bersungguh-sungguhnya kita dalam meneladani Rasulullah SAW dalam mengarungi perjuangan hidup, maka kehidupan kaum muslimin saat ini cenderung terperosok menjadi umat terbelakang, disebabkan praktik-praktik syirik yang berdasarkan atas tradisi tetapi bertentangan dengan syari'at, jika kondisi kehidupan kita ingin berubah, maka yang harus kita lakukan adalah mau dan berani merubah kebiasaan hidup kita itu.

Allah SWT berfirman : "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah segala sesuatu yang ada pada diri mereka sendiri" (QS. 23. Ar-Ra'du : 11).

Imam Ibnu 'Atho'illah dalam kitab Al-Hikam menyatakan :"Bagaimana mungkin keadaanmu akan berubah menjadi luar biasa, sedangkan kamu belum mau merubah kebiasaan-kebiasaan hidupmu".

Kebiasaan mengabaikan teladan Rasulullah SAW dalam kehidupan kita sehari-hari ternyata membawa kita kepada kemunduran derajat hidup, maka jika ingin berubah menjadi ummat yang maju dan bermartabat, kita harus merubah kebiasaan kita. Kita harus tinggalkan sikap menyepelekan dan mengabaikan uswathul hasanah Rasulullah SAW. Kita harus bersungguh-sungguh dan lebih bersungguh-sungguh lagi dalam mengenal dan mengikuti teladan Rasulullah SAW dalam hidup ini. Kesungguhhan kita dalam mengikuti teladan Rasulullah SAW secara utuh dalam mengarungi perjuangan hidup ini adalah kunci menuju kehidupan ummat yang lebih maju dan bermartabat di masa yang akan datang.

imam Ibnu Atho'illah manyatakan : " Janganlah kamu membanggakan warid yang belum kamu ketahui buahnya. sesungguhnya yang dimaksudkan dengan adanya awan itu bukanlah hujan. Sesungguhnya yang dimaksudkan dengan adanya awan adalah wujudnya buah-buah pepohonan". Alhamdulilah jika kita dapat menyelenggarakan peringatan Maulid nabi Muhammad SAW dengan meriah. Namun hendaknya jangan terlalu bangga dahulu. Sebab terselenggaranya acara itu baru ibarat awan. Meriahnya suasana baru laksana hujan. Bagaimana dengan buahnya?. sudah wujudkah?.

Buahnya adalah "Mutiara hikmah dan perubahan". Perubahan menjadi lebih baik. Lebih utuh dan lebih bersungguh-sungguh dalam meneladani Rasulullah SAW dalam seluruh sisi kehidupan kita. Kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara dan dunia.

Rasulullah SAW adalah rahmat bagi semesta alam, kebaikan dan keberkahannya tidak hanya didapatkan oleh orang-orang yang semasanya dan tidak pula berakhir dengan wafatnya. Kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT berfirman, "Dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketentraman jiwa bagi mereka. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui." (QS. At-Taubah: 103).

Allahumma inni atawajjuhu ilaika binabiyyika nabiyyirrahmati Muhammadin shallallahu 'alaihi wa alihi. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan menghadap kepada-Mu dengan (perantaraan) Nabi-Mu, nabi pembawa rahmat, Nabi Muhammad, shalawat atasnya dan atas keluarganya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar